Rabu, 17 Februari 2010


Jaman sekarang kata "blog" bukan menjadi kata yang asing bagi pelajar. Banyak pelajar yang tertarik untuk bermain - main dengan blog. Memang saya akui blog merupakan hal yang menarik, apalagi bagi mereka yang suka menulis. Biasanya para pelajar menggunakan blog sebagai buku harian atau tempat untuk membagi hasil tugas yang telah mereka kerjakan. Selain itu blog juga merupakan tempat untuk bersosialisasi. Bagi pelajar yang suka berkreasi, mereka bisa mengutak - atik tampilan blog sesuai dengan apa yang mereka inginkan, seperti menambah banner, jam, kalender, dan berbagai macam aplikasi lainnya. Itu dapat melatih kreativitas pelajar untuk berkarya.
Bagi mereka yang suka menulis atau melakukan eksperimen, dapat menuliskan hasil tulisan atau eksperimen tersebut dalam blog. Hasil eksperimen tersebut sangat beguna bagi siswa lain. Mereka dapat mendapatkan wawasan tambahan dari apa yang telah kita lakukan. Itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita.

Bagi pelajar yang hanya ingin bermain - main. Mereka bisa mengomentari posting teman - temannya.
Kita juga dapat berprestasi lewat blog. Banya perlombaan blog yang dapat kita ikuti. Apabila menang, tidak hanya kita yang senang tetapi juga orang - orang disekitar kita.
Begitu banyak manfaat yang di dapat dari hobi blogging. Jadi selama itu positif, jangan larang para siswa untuk melakukan hal tersebut.


Rabu, 10 Februari 2010

Sahabat buat Amel

Berawal dari sebuah bimbingan belajar yang di ikuti oleh Pipit. Ia bertemu dengan seseorang yang selalu mengejeknya.
Setiap jum’at sore Pipit mengayuh sepedanya menyusuri jalan untuk pergi ke tempat les.

“Selamt sore semua……” sapa Pipit
“Selamat sore juga pit….” Sahut teman – temannya
“Si gendut berangkat juga! aduh, kelas jadi sempit, abis si gendut badannya besar bangt.” Sahut Amel
“Bisa ngak sih kamu bicara tanpa menyinggung perasaan orang lain”
“Nggak bisa! Kenapa”
“Kalau begitu ngak usah ngomong aja kamu, dari pada membuat sakit hati orang yang kamu ajak bicara.” Jawab Pipit.
“Ini anak crewet banget, mau kamu apa sih?”
Pipit hanya diam, ia sadar kalau di teruskan pertengkaran itu tidak akan selesai.

Minggu berikutnya Amel tidak berangkat les. Pipit tidak merasa heran dengan tidak datangnya Amel. Setelah lebih dari 1 bulan Amel tidak pernah berangkat les Pipit merasa heran.
Tanpa diduga saat pulang sekolah Pipit bertemu dengan Amel. Amel memberi senyuman kepada Pipit dan menyapa dengan sangat ramah. Pipit merasa janggal dengan sikap Amel.
“Pit, ikut pulang dengan ku saja. Nanti aku antar sampai rumah” Pinta Amel sambil membuka pintu mobilnya.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Pipit memustuskan untuk pulang bersama Amel. Di jalan mereka ngobrol dengan santai.
Pipit terus bertanya – tanya tentang perubahan sikap Amel yang begitu drastis.
Hari – hari terus berlalu, Amela dan Pipit semakin akrab. Mereka sering bermain dan belajar bersama. Akan tetepi Pipit sering melihat Amel melamun. Rasa penasaran Pipit tak biasa tertahan lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepa Amel.

“Mel, boleh ngak aku tanya sesuatu?” Tanya Pipit
“Selama aku bisa menjawab, kenap tidak” jawab Amel.
“Dulu kamu pernah ngak berangkat les lebih dari sebulan itu kenapa sih?”
“owh itu, aku dulu sedang sakit. Aku harus istirahat total.”
“Terus kenapa kamu baik sama aku, padahal dulu kamu ngak suka sama aku, dan mengapa kau serign sekali melamun?”
“Aku minta maaf pit, aku dulu suka marah – marah sama kamu. Waktu sakit kemarin aku merenung dan menyadari bahwa aku telah menyakiti hati banyak orang, salah satunya kamu. Aku ingin merubah sikapku, aku ingin jadi anak yang baik, ngak suka sewenang – wenang sama orang lain. Aku ingin punya sahabat put, sahabat yang bisa ku ajak berbagi pengalaman. Selama ini aku merasa kesepian. Itulah yang menyebabkan aku sering melamun. Kedua orang tuaku sibuk bekerja, sedangkan kakakku kuliah di luar kota. Kamu mau kan put, jadi sahabatku?”
“Pasti aku mau…aku akan setia mendengar ceritamu”
Pipit mengerti akan keadaan Amel yang kesepian dan tak mempunyai teman untuk berbagi cerita. Ia ingin membantu Amel. Agar Amel merasa bahwa ia masih mempunyai sahabat yang selalu ada untuknya.

;;